Iklan Search

Makalah | Orientasi Pengembangan Kurikulum

Makalah | Orientasi Pengembangan Kurikulum - Hai TechLover, kembali lagi bersama kami. Nah kali ini kami akan bahas tentang sebuah makalah. Tentu saja makalah ini milik kami namun sekarang kalian juga bisa mengaksesnya secara gratis. Jangan lupa untuk Subscribe dan Komentar ya, jika ada yang request silahkan gunakan page contact us. Selamat belajar.


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.
Orientasi pengembangan kurikulum diartikan sebagai sebuah arah atau pendekatan yang memiliki penekanan tertentu pada suatu hal dalam mengembangkan kurikulum baik bagi para pengembang kurikulum maupun para pelaksana di sekolah.
Masih banyak orang yang belum tahu mengenai kemana orientasi pengembangan kurikulum di Indonesia. Dan apa saja perubahan yang terjadi diantaranya. Maka dari itu kami akan membahasnya pada mkalah ini.

B.    Rumusan Masalah

1.    Bagaimana praktik orientasi pengembangan kurikulum di Indonesia ?
2.    Apa perubahan orientasi pengembangan kurikulum di Indonesia ?

C.    Tujuan

1.    Menjelaskan orientasi pengembangan kurikulum di Indonesia
2.    Menjelaskan perubahan orientasi pengembangan kurikulum di Indonesia  

BAB II
PEMBAHASAN

ORIENTASI PENGEMBANGAN KURIKULUM

Sesuatu yang menjadi bahan orientasi dalam usaha pengembangan kurikulum biasanya dijadikan arah dalam kegiatan tersebut dan juga bagi para pelaksana kurikulum disekolah. Masalah yang dijadikan orientasi itu akan memberikan kejelasan arah baik bagi para pengembang kurikulum maupun bagi pelaksana disekolah.  Dengan adanya orientasi yang telah ditetapkan itu, mereka mempunyai cara cara kerja yang harus ditempuh. Dalam usaha pengembangan kurikulu sekolah di Indonesia akhir akhir ini telah terjadi beberapa kali adanya pergantian hal yang dijadikan orientasi pengembangan , yaitu adanya orientasi pada bahan pelajaran, orientasi pada tujuan, dan orientasi pada proses belajar.

A.    Orientasi pada  Bahan Pelajaran

Pengembangan kurikulum yang menganut pendekatan berorientasi pada bahan pelajaran(atau masukan) ini, masalah bahan pelajaran dijadikan pangkal kerja. Persoalan pertama adalah materi pelajaran yang harus diajarkan kepada murid untuk suatu jenis dan tingkat sekolah tertentu. Jika secara garis besar bahan pelajaran telah dientukan,langkah selanjutnya adalah menjabarkannya kedalam pokok pokok dan sub sub pokok bahasan. Penentuan bahan pelajaran tersebut didasarkan pada pertimbangan pentingnya suatu bahan untuk jenis dan tingkat sekolah tertentu. u, disamping juga pertimbangan manfaat atau kerelevansiannya dengan kebutuhan anak setelah terjun ke masyarakat.pengembangan kurikulum di indonesia yang berorientasi pada bahan pelajaran tersebut adalah Kurikulum 1968.
Pengembangan kurikulum yang berorientasi pada pelajaran menomorduakan masalah tujuan. Yang penting adalah masalah apa materinya dan bukan apa tujuannya. Tujuan dapat ditentukan setelah jelas bahan pelajaran yang akan diajarkan. Dengan kata lain tujuan ditentukan berdasarkan bahan pelajaran. Memang kadang kadang dalam menentukan bahan pelajaran itu sudah terlintas pula tujuan yang akan dicapai. Akan tetapi, tujuan tujuan tersebut biasanya masih samar samar dan belum dirumuskan dengan jelas.kelebihan pengembangan kurikulum yang berorientasi pada bahan pelajaran ini diantara lain adalah adanya kebebasan dan keluwesan dalam memilih dan menentukan materi pelajaran karena tidak terikat oleh tujuan tujuan tertentu. Sebaliknya , kelemahan kelemahan orientasi ini antara lainadalah (i) bahan pelajaran yang disusun kurang jelas arah dan tujuannya,(ii) kurang adanya pegangan yang pasti untuk menentukan cara atau metode yang cocok dipakai untuk menyajikan materi pelajaran, dan (iii) kurang jelas segi apa yang akan harus dinilai pada murid setelah berakhirnya kegiatan pengajaran dan bagaimana cara penilaiannya.

B.    Orientasi pada tujuan

Pengembangan kurikulum yang menganut pendekatan berorientasi pada tujuan ini , mendasarkan diri pada tujuan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan secara jelas dari tujuan nasional sampai tujuan instruksional. Dengan kata lain ddalam usaha pengembangan kurikulum kegiatan pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan tujuan pendidikan yang akan dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang ada disekolah. Dalam hal ini yang menjadi persoalan adalah dalam menentukan tujuan tujuan yang akan dicapai itu untuk apa yang diharapkan dari hasil kegiatan pengajaran. Tujuan pendidikan yang dirumuskan biasanya bersifat menyeluruh,mencangkup dari aspek pengetahuan, nilai nilai dan sikap maupun ketrampilan.pengembangan kurikulum indonesia yang berorientasi pada tujuan tersebut adalah kuriulum 1975.
Berdasarkan tujuan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan itu disusun atau ditetapkan bahan pelajarab yang meliputi pokok pokok dan sub pokok bahasan yang akan diajarakan di sekolah. Dengan demikian seluruh bahan pelajaran yang dipilih itu akan benar benar  terarah demi tercapainya tujuan seperti yang diharapkan. Memang juga suatu hal yang tidak disangkal bahwa dalam merumuskan tujuan itu ta dapat melepaskan diri sama sekali dari bayangan bahan pelajaran , apalagi pada perumusan tujuan yang operasional. Akan tetapi seperti halnya dengan orientasi yang diatas bahan pelajaran itupun masih bersifat samar-samar atau belum jelas benar.
Ada beberapa kelebihan yang dapat dikemukakan sehubungan dengan pengembangan kurikulum yang berorientasi pada tujuan tersebut antara lain adalah pertama, tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar mengajar sudah jelas dan tegas. Hal itu akan memberikan arah yang jelas pula dalam penetapan bahan dan metode, jenis-jenis kegiatan, serta media yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Kedua, adanya tujuan-tujuan yang jelas akan memudahkan penilaian untuk mengukur hasil kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan dan ketiga, hasil penilaiaan yang terarah akan membantu para pengembang kurikulum untuk mengadakan perbaikan-perbaikan atau perubahan-perubahan penyesuaian yang diperlukan (Winarso Surahmad, 1977:30).
Kesukaran-kesukaran yang muncul timbul dalam orientasi ini adalah kesulitan dalam merumuskan tujuan, terutama jika kita dituntut untuk merumuskannya secara khusus dan operasional setiap kali akan melakukan kegiatan belajar mengajar. Hal itu kadang-kadang dirasakan sebagai memberatkan tugas guru.

C.    Orientasi pada Ketrampilan Proses

Pengembangan kurikulum yang menganut pendekatan orientasi pada ketrampilan proses ini, masalah kegiatan proses belajar yang akan dilakukan siswa merupakan suatu hal yang ditekankan. Apa yang harus dilakukan siswa dan bagaimana cara melakukannya selama mereka mengalami proses belajar merupakan hal-hal yang dipikir dan dikembangkan. Dengan demikian, titik berat pengembangan kurikulum adalah memikirkan, merencanakan, dan melaksanakn bagaimana siswa harus belajar, cara dan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan agar siswa menguasai ketrampilan-ketrampilan dalam proses mendapatkan sendiri ilmu pengetahuan yang dibutuhkannya. Pengembangan kurikulum di Indonesia yang berorientasi pada ketrampilan proses belajar tersebut adalah kurikulum 1984.
Pengembangan kurikulum yang berorientasi pada proses belajar tersebut menuntut adanya proses belajar mengajar yang menunjukkan adanya komunikasi dua arah, komunikasi timbal balik antara guru dengan siswa. Walau penekanan kegiatan pengajaran terletak pada proses belajar yang harus dialami siswa secara nyata, tidak berarti guru ringan karena berkurangnya tugasnya. Guru harus secara aktif merencanakan, memilih, menentukan, membimbing dan mengevaluasi berbagai kegiatan yang dilakukan siswa. Sebaliknya, siswa juga dituntut untuk secara aktif terlihat dalam proses belajar itu baik secara fisik, mental, maupun emosional. Proses belajar yang harus dilakukan siswa adalah belajar untuk mendapatkan ketrampilan menemukan sendiri ilmu pengetahuan, mengelola, mempergunakan, dan mengkomunikasikan hal-hal yang telah ditemukannya itu.
Kegiatan belajar mengajar di sekolah sesuai dengan pendekatan ini, lebih mengutamakan siswa untuk mendapatkan ketrampilan “bagaimana cara belajar” (learn how to learn) dari pada hasil yang diperolehnya melalui kegiatan belajar itu sendiri. Dengan ketrampilan-ketrampilan yang telah diperolehnya itu diharapkan siswa dapat mempergunakan dan mengembangkannya sendiri untuk berbagai keperluan belajar selanjutnya, sampai pun mereka telah tamat dari sekolah. Dilihat dari kebutuhan siswa hal inilah antara lain yang merupakan kelebihan pengembangan kurikulum yang berorientasi pada proses belajar dari pada yang berorientasi pada tujuan (keluaran) di atas. Pengembanga kurikulum yang berorientasi pada keluaran lebih menekankan penyajian hasil-hasil (baca: ilmu pengetahuan) yang telah ditemukan orang lain dari pada proses untuk mendapatkan hasil itu sendiri.

BAB III
KESIMPULAN



Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam dunia pendidikan karena kurikulum ini digunakan oleh pakar-pakar pendidikan terutama guru-guru sebagai landasan untuk mengembangkan proses pendidikan yang lebih inovatif dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Sesuatu yang menjadi bahan orientasi dalam usaha pengembangan kurikulum biasanya dijadikan arah dalam kegiatan tersebutdan juga bagi para pelaksana kurikulum disekolah. Masalah yang dijadikan orientasi itu akan memberikan kejelasan arah baik bagi para pengembang kurikulum maupun bagi pelaksana disekolah.  Dengan adanya orientasi yang telah ditetapkan itu, mereka mempunyai cara-cara kerja yang harus ditempuh.
Kelebihan pengembangan kurikulum yang berorientasi pada bahan pelajaran diantaranya adalah adanya kebebasan dalam memilih dan menentukan materi pelajaran karena tidak terikat oleh tujuan-tujuan tertentu. Sebaliknya, kelemahan-kelemahan orientasi ini antaralain adalah bahan pelajaran yang disusun kurang jelas arah dan tujuannya, kurang adanya pegangan yang pasti untuk menentukan cara atau metode yang cocok dipakai untuk menyajikan materi pelajaran, dan kurang jelas segi apa yang akan harus dinilai pada murid setelah berakhirnya kegiatan pengajaran dan bagaimana cara penilaiannya.


DAFTAR PUSTAKA

Nurgiyantoro, Burhan, Drs. 1998. Dasar-dasar pengembangan kurikulum sekolah. BPFE- YOGYAKARTA.
Beauchamp, George A. 1964. The curriculum of The Elementary School, Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Nasution, S. Prof, Dr, 1980. Asas-asas kurikulum. Bandung: Jemmars.
Depdikpud, 1976, kurikulum Sekolah Menengah Atas ( SMA ) ( Buku I, II, dan III ), Jakarta: Balai Pustaka.
Davies, Ivor K. 1976. Objectives In curriculum design , London: McGraw-Hill Book Company.

0 Response to "Makalah | Orientasi Pengembangan Kurikulum"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel